Tren penggunaan wadah non plastik alias ramah lingkungan untuk daging kurban diminati masyarakat lokal maupun luar daerah. Akibatnya, omzet para perajin besek (wadah berbahan anyaman bambu) meroket saat Idul Adha.
Penjualan meningkat 10 kali lipat dibandingkan hari biasa. ’’Alhamdulillah penjualan besek meningkat saat Idul Adha, banyak yang pesan untuk wadah daging kurban,” ujar perajin besek Desa Kedungsatriyan, Kecamatan Ngawen Dian Agus Yulianto.
Agus mengungkapkan, momen Idul Adha menjadi alasan pembeli memborong besek yang dibuat perajin. Peningkatan penjualan tidak hanya saat hari Idul Adha berlangsung. Namun, seminggu sebelum penyembelihan kurban sudah banyak yang pesan di tokonya. ’’Banyak yang sudah memesan jauh-jauh hari dan sudah langsung kami kirimkan,” terangnya.
Pihaknya mengatakan, jika pada hari-hari biasa pihaknya bisa menjual 100 hingga 500 besek. Sementara, pada momen Idul Adha bisa terjual 5.000 besek per hari. Adapun harganya Rp 2.000 hingga Rp 3.500 per besek.
’’Biasanya pembeli langsung pesan dari WA (WhatsApp) dan medsos (media sosial),” jelasnya. Pemesan besek bambu dari para pengrajin di Kedungsatriyan tersebut ada yang dari luar daerah.
Di tengah masifnya penggunaan wadah plastik, Menurut dia, saat ini, minat masyarakat menggunakan wadah ramah lingkungan cukup banyak. ’’Alhamdulillah peminat terus ada, banyak yang memesan walaupun tidak momen Idul Adha,” katanya.
Ia menerangkan, stok bahan pembuatan besek melimpah di desa. Agar tidak cepat habis, bahan baku yang banyak ditemui di desanya itu diambil dengan jadwal yang disesuaikan. ’’Bahan bambu di sini banyak, jadi tidak khawatir kehabisan stok,” pungkasnya. (luk/bgs)