Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora menargetkan pendapatan asli daerah (PAD) dari retribusi pasar naik menjadi Rp 9 miliar. Padahal Kepala Bidang (Kabid) Pasar Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (Dindagkop UKM) Blora Margo Yuwono menyebut saat ini, banyak kios pasar kosong.

Contohnya, kios-kios di Pasar Sido Makmur banyak yang kosong. Karena itu, ia sangsi untuk mencapai target retribusi pasar tahun ini. Pihaknya mengaku telah merencanakan program-program sebagai bentuk pelayanan, sebagai upaya mencapai target tersebut.

Namun, lagi-lagi hal itu diakuinya terkendala pada anggaran. ’’Sebenarnya kami juga sudah banyak program ya. Terus terang ya dari program-program itu juga perlu support anggaran, tetapi saat ini anggaran masih minim. Kendala lain, SDM atau tenaga pengelola pasar yang masih kurang,” jelasnya.

Ia juga menjelaskan, dari sektor retribusi pasar itu kewajiban membayar hanya ada di 13 pasar daerah. Sedangkan, untuk pasar desa tidak memiliki kewajiban membayar retribusi tersebut.

’’Di Kabupaten Blora, ada 13 pasar daerah yang menjadi kewenangan kami. Untuk sementara ini, di antara 13 pasar tersebut, Pasar Sido Makmur menjadi menyumbang PAD tertinggi. Hal itu dikarenakan jumlah pedagangnya yang banyak,” bebernya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *